Sunday, December 9, 2012

Jalan Layang Kelok Sembilan 100 Persen Made in Indonesia




PADANG.SR - Tiang-tiang beton menjulang tinggi diantara lembah dan perbukitan. Tiang yang menyangga ruas jalan di kawasan jalur Kelok Sembilan, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, akan membuat decak kagum para pengendara yang melintasinya.
Menurut Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Pemukiman Sumbar Suprapto, fly over yang akan membelah jalur kawasan Kelok Sembilan merupakan karya para insinyur asal tanah air, dikerjakan oleh tiga kontraktor BUMN, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya dan Hutama Joint Operation (WAH Jo). 
“Ini yang membuat saya bangga jika jalan layang itu perancang dan pembangunannya dilakukan oleh insinyur Indonesia,” katanya.
Proyek jalan layang di jalur penghubung Provonsi Sumbar dan Riau ini akan mempersingkat waktu tempuh kedua provinsi tersebut. Suprapto menambahkan sama sekali tak ada campur tangan asing dalam proyek yang menelan biaya Rp540,58 miliar tersebut. 
“Tahap satu pembangunannya sudah tuntas dan sudah bisa dilalui. Sementara tahap II diperkirakan akan selesai pada Februari 2013. Jika sudah selesai, tentunya akan bisa menguraikan kemacetan di jalur ini, terutama arus lebaran,” jelas Suprapto. 
Masalah keamanan, ia menjamin sepanjang ruas jalan layang ini akan dipasangi rambu-rambu lalu lintas untuk keselamatan pengendara. Pihaknya juga memasang rambu peringatan dan larangan berhenti bagi kendaraan untuk menjadikan ruas jalan itu sebagai objek wisata.
Meskipun nantinya jalan layang itu akan berfungsi, Supapto mengatakan jalur lama Kelok Sembilan yang dibangun pada masa pemerintahan Kolonial Belanda tahun 1932, masih bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata baru di kawasan tersebut. 
"Kelok Sembilan memiliki pesona tersendiri dengan posisinya yang berada diketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut (dpl) menjadikannya kawasan wisata berudara sejuk dengan pemandangan alam yang indah,” ujarnya. 
Apa yang dilakukan dalam pembangunan jalan layang Kelok Sembilan sambung Suprapto, sama sekali tidak menghilangkan nilai sejarah yang menjadi kebanggaan warga Sumbar. "Tidak ada menghilangkan nilai sejarah di jalur tersebut. Karena Kelok Sembilan lama tetap dipertahankan termasuk keasrian alam di kawasan itu,” pungkas dia.(irn)

Dikutip dari Koran Harian Haluan :
Menurut Pejabat Pembuat Ko­mit­men (PPK) Pembangunan Jalan Layang Kelok 9, Ir.Dahler,MSc didampingi Kepala Proyek Kelok 9, Ir.Loli Hendro, Konsultan Supervisi, Widiarso dan Senior Instrukur, Syafran Mulia, pem­bangunan jalan Kelok 9 tahap I direncanakan selesai akhir November 2011 ini. Jalan yang meng­hubung­kan Sumbar dengan Riau tersebut terdiri dari 6 jembatan sepanjang 970 meter serta jalan penghubung sepanjang 5.000 meter.
Namun untuk tahap I ini, jemba­tan yang telah selesai dan dapat digunakan adalah jembatan nomor 3, 4, 5 dan 6 arah ke Pekanbaru. Pembangunan jalan layang ini hingga diresmikan nanti menghabiskan dana sebesar Rp313 miliar. Sedangkan dana yang sudah terealisasi hingga 2010 mencapai Rp252,9 miliar atau sudah 80 persen.
Tahun 2011 ini, dialokasikan dana sebesar Rp60 miliar atau 20 persen pekerjaan fisik, diantaranya untuk pembangunan PC-Box sepanjang 55 meter, arc bridge 90 meter, land scape, pembangunan aspal jalan penghubung sepanjang 2500 meter, pelengkap jalan dan jembatan serta lampu penerangan jalan.
Sedangkan jembatan 1 dan 2 yang berada di dekat Lubuk Bangku, akan dikerjakan pada tahap 2 yang dimulai tahun 2012-2013 dengan anggaran sebesar Rp200 miliar. Tenaga kerja yang terlibat dalam proyek ini sebanyak 200 orang.
“Pekerjaan tahap I sudah menca­pai 80 persen, direncanakan pada akhir November ini bisa tuntas 100 persen. Nanti akan dilanjutkan dengan tahap I untuk jembatan 1 dan 2 yang diperkirakan selesai akhir 2013. Dan Januari 2014 dipastikan sudah tuntas seluruhnya,” terang Dahler.
Karena belum semua jembatan dapat diselesaikan, maka pengguna jalan nantinya langsung masuk ke jalan baru pada KM 146.500 setelah Lubuk Bangku yang terhubung dengan jembatan 3 dan seterusnya hingga jembatan 6 pada KM 147.560.
“Saat ini kita sedang mengerjakan jembatan ke-empat. Pembangunannya lebih sulit dibanding jembatan lainnya. Ketinggiannya jembatan ini mencapai 90 meter dari tanah,” jelas Dahler.
Dari pantauan lapangan, pekerjaan paling berat memang menghu­bungkan antar jembatan, terutama jembatan 3 dan jembatan 4. Para pekerja harus berhati-hati karena tingginya jembatan dari tanah. Jalan yang sudah ada sekarang masih berupa coran kasar, masih akan dilapis agar lebih nyaman.
Sementara untuk perkuatan tebing jalan, ditanam tanaman alami setempat seperti tanaman sejenis benalu, sakek. Diharapkan dengan tanaman ini dapat mengikat tanah dan tidak mudah longsor.
Proyek jalan dengan lebar 15 meter dan melintas hutan suaka ini, dikerjakan Waskita Karya, Adhi Karya dan Hutama Karya dan JO. Awal pertama kali dikerjakan tahun 2003-2007.
Dinding pengaman jalan 1,5 meter
Untuk pengamanan para pe­ngendara, jalan ini dilengkapi dinding pengaman setinggi 1,5 meter dari dasar jalan. Sebab ruas jalan ini terutama pada jembatan nomor 4 tingginya dari tanah mencapai 90 meter dan kecepatan pengendara nanti akan diatur. Penggunaan jalan ini nantinya juga akan diatur, lengkap dengan rambu-rambunya.
Pengguna juga jalan dilarang berhenti di sepanjang Jalan Layang Kelok 9. Ini penting dilakukan karena kawasan Kelok 9 adalah kawasan hutan Suaka Alam. Dikha­watirkan pengedara yang berhenti di ruas jalan ini akan mengotori lingkungan sekitar atau bahkan membahayakan hutan dengan membuang puntung rokok yang menyebabkan kebakaran.
Untuk kawasan jalan Kelok 9 yang lama, akan disulap menjadi kawasan wisata dengan penyediaan taman bunga. Namun untuk itu diperlukan izin dari Kementerian Kehutanan mengingat kawasan di Kelok 9 merupakan kawasan Hutan Suaka Alam. Sedangkan rest area akan dibangun di kawasan Lubuk Bangku dan di Hulu Aia.
“Kita rencanakan rest area itu terdapat di kawasan Lubuk Bangku dan Hulu Aia. Pengguna jalan bisa menikmati pemandangan alam yang indah. Karena kawasan ini akan disulap menjadi kawasan wisata lengkap dengan taman bunganya,” papar Dahler.

1 comment: