JAKARTA—Pemerintah telah menyetujui desain baru rencana induk (grand design) Bandara Internasional Soekarno-Hatta (BSH) yang ditawarkan PT Angkasa Pura II. Legitimasi diberikan Wakil Presiden Boediono dalam Rapat Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta di kantor Wapres, Jakarta, 24 Oktober 2010, lalu. Sebagai upaya tindak lanjut, Angkasa Pura II langsung membuat desain teknis rinci atau detail engineering design (DED) agar proses pengerjaan fisik pengembangan bandara di Cengkareng, Banten, tersebut bisa dimulai pada awal 2012 mendatang.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengungkapkan, selepas persetujuan diberikan pemerintah, tim Angkasa Pura II langsung bekerja untuk memroses pembuatan DED rancangan baru Bandara Soekarno-Hatta. ”Saat ini tim sedang ngebut menggarap proses pembuatan dokumen DED. Kita targetkan agar bisa selesai akhir 2011, sehingga target proses konstruksi fisik pada 2012 bisa dilakukan. Ground breaking yang kita rencanakan awal 2012 tidak boleh molor, karena bisa memberikan efek domino terhadap seluruh proses di belakangnya,” jelasnya.
Tri menegaskan, percepatan terhadap proses pengembangan Bandara Soekarno-Hatta mutlak untuk dilakukan. Hal itu mengingat jumlah pergerakan penumpang saat ini telah mencapai dua kali lipat dari kapasitas yang tersedia, yaitu 44,3 juta penumpang per tahun yang dilayani 14 maskapai pada jalulr penerbangan domestik dan 41 maskapai di rute internasional. Sedangkan kapasitas terminal yang tersedia hanya untuk melayani 22 juta penumpang per tahun. ”Target dari revitalisasi ini adalah meningkatkan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta agar dapat melayani hingga 62 juta penumpang per tahun pada 2014,” ujarnya.
Pada rapat koordinasi yang dihadiri seluruh pihak yang berkompeten mengenai percepatan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Wapres Boediono tidak sekadar menyetujui konsep rancangan baru bandara. Orang nomor dua di republik ini juga menegaskan bahwa proyek revitalisasi Bandara Soekarno-Hatta harus menjadi prioritas nasional agar permasalahan kekurangan kapasitas tersebut dapat secepatnya terselesaikan. Ada lima agenda besar yang ditekankan Wapres dalam merevitalisasi Bandara Soekarno-Hatta. Pertama, meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat tanpa membangun landasan baru, namun dengan melakukan optimalisasi landasan pacu 1 dan 2 yang ada; Kedua, pengembangan Terminal 3 dan revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2 untuk menambah kapasitas pergerakan penumpang; Ketiga, pembangunan terminal kargo baru (Cargo Village); Keempat, pengembangan fasilitas penunjang (aksesibilitas dan fasilitas lain); dan Kelima, pembangunan integrated building (bangunan penghubung) antara T1 dan T2 yang berkonsep ”one stop service”.
Untuk mengoptimalisasi landasan pacu, Tri Sunoko memaparkan, yang akan dilakukan adalah merekonfigurasi runway 1 dan 2 dengan menambah jumlah taxiway serta meningkatkan kapasitas area parkir pesawat (apron) saat ini, dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat. ”Pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta saat ini 52 pergerakan per jam. Dengan mengoptimalisasi runway yang ada, kapasitasnya bisa kita tingkatkan menjadi 62 pergerakan per jam,” jelasnya. Optimalisasi landasan pacu tersebut dilakukan agar target kapasitas 62 juta penumpang per tahun dapat tercapai pada 2014 tanpa membangun landasan pacu yang baru.
Dijelaskan, membangun landasan pacu ketiga berikut terminal keempat yang dialokasikan di sisi utara bandara memang menjadi solusi lain yang ditawarkan guna meningkatkan kapasitas Soekarno-Hatta. Karena dengan adanya runway ketiga, volume pergerakan pesawat bisa didongkrak hingga 234 pergerakan per jam. Akan tetapi, keputusan untuk membangun runway ketiga tersebut sangat bergantung pada proses pembebasan lahan. ”Kita membutuhkan seluas 830 hektare lahan baru untuk membangun runway ketiga. Jika proses pembebasannya dapat diselesaikan pada 2013, runway baru bisa kita bangun. Tetapi kalau 2013 belum beres, maka pilihannya adalah harus membangun bandara baru. Karena Soekarno-Hatta sudah tidak bisa lagi dikembangkan, sementara pertumbuhan penumpang akan terus meningkat,” lanjutnya.
Selain optimalisasi runway 1 dan 2, agenda selanjutnya adalah melakukan pengembangan Terminal 3 serta revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2. Terminal 3 yang saat ini berdaya tampung 4 juta pergerakan penumpang per tahun akan dikembangkan hingga 25 juta penumpang per tahun, dengan membangun terminal tambahan yang akan menjadi bagunan utama (main building) dan terminal Pier 2. Sementara untuk program revitalisasi Terminal 1 dan 2, akan dilakukan penambahan luas masing-masing bangunan ke arah depan, untuk kemudian diintegrasikan dengan sebuah bangunan baru yang berfungsi sebagai penghubung (integrated building). Terminal 1 yang saat ini melayani 9 juta penumpang per tahun akan direvitalisasi agar bisa melayani menjadi 18 juta penumpang per tahun. Sedangkan Terminal 2 akan dikembangkan dari 9 juta menjadi 19 juta.
Pengembangan Terminal 3 direncanakan akan selesai pada 2013, kemudian program revitalisasi T1 yang dimulai pertengahan 2013 dan selesai 2014 dan disusul revitalisasi Terminal 2 mulai pertengahan 2012-2013, pembangunan terminal kargo baru akan tender dan selesai 2013. Sementara jadwal pembangunan fasilitas penunjang akan dilakukan secara paralel mulai 2011 hingga 2014. Sedangkan pembangunan gedung terminal terintegrasi (integrated building) antara Terminal 1 dan Terminal 2, perencanaan dan pembangunan dimulai pada 2011 dan selesai pertengahan 2013.
”Pengerjaan pengembangan Terminal 3 akan dijadwalkan lebih dulu, menyusul kemudian revitalisasi Terminal 1 dan 2. Hal ini agar operasional penerbangan yang ada sekarang tidak terganggu. Sebelum T1 dan T2 dikembangkan, seluruh kegiatan operasionalnya akan dialihkan ke T3,” jelas Tri Sunoko.
PT Angkasa Pura II (Persero)
Corporate Secretary
JAKARTA--Bandara Soekarno--Hatta Tangerang Banten yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II dinyatakan sebagai bandara tersibuk ke-10 di seluruh dunia bersanding dengan bandara--bandara internasional lainnya.
Dirut Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan peningkatan jumlah penumpang tahun lalu mendorong Airport Council International memberi peringkat bandara tersibuk itu.
"Sepanjang tahun lalu, total penumpang Bandara Soekarno Hatta mencapai 57,7 juta sedangkan total kargo di bandara tersebut mencapai 629.706 ton," kata Tri saat berbicara dalam Seminar Soekarno--Hatta Cargo Village, di Jakarta, Selasa (19/2).
Pada 2010, Airport Council International masih memberikan peringkat Bandara Soekarno--Hatta di urutan ke 16 tersibuk, lalu meningkat menjadi urutan ke-12 pada 2011, dan pada tahun lalu urutan ke-10 besar.
(Faa)
ANGKASA PURA II Segera Bangun Terminal Kargo Baru Di Bandara Soetta
BANDARA SOEKARNO-HATTA: Konsorsium Waskita Karya Menangkan Tender Perluasan Terminal 3
JAKARTA—PT Angkasa Pura II akan memulai pembangunan terminal kargo baru atau cargo village di Bandara Soekarno—Hatta (Soetta) Cengkareng Jakarta pada awal 2014 dengan menggarkan investasi senilai Rp2,1 triliun.
Dirut Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan pembangunan terminal kargo baru itu untuk memfasilitasi potensi kenaikan kargo yang terus menerus terjadi dari ke tahun seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Pihaknya menargetkan jumlah kargo di bandara tersebut bisa mencapai 1,5 juta ton pada 2020 atau lebih cepat dari target semula yang diharapkan terjadi pada 2031.
“Tapi kami harapkan jangan hanya AP II yang punya komitmen semuanya juga, mulai dari pelaku usaha, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain. Awal tahun depan sudah mulai dibangun,” katanya usai Seminar Soekarno—Hatta Cargo Village, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Dia mengatakan dengan estimasi lama pembangunan hingga 1,5 tahun, diperkirakan pertengahan 2015 cargo village dengan kapasitas hingga 1,5 juta ton kargon per tahun itu bisa dioperasikan. Saat ini perseroan memiliki 20 hektar area kargo.
Cargo village di bandara merupakan pusat aktivitas kargo udara, menjadi pusat pengurusan jasa kepabeanan, berbagai moda transportasi, dan perusahaan jasa kurir. Fasilitas lain yang sudah lebih dahulu ada ialah Kompleks Pergudangan Soewarna Business Park.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Direktur Bisnis Kargo Angkasa Pura II Siswanto mengatakan sumber dana investasi Rp2,1 triliun itu akan diperoleh melalui kerja sama dengan mitra strategis meskipun masih dalam penjajakan.
Tahun ini, katanya, perseroan akan menyelesaikan proses dokumen, seleksi, dan pengurusan lainnya sehingga pada awal tahun depan sudah bisa dimulai konstruksi. “Masih dibahas soal sumber dana, tidak seluruhnya dari kami, tapi ada mitra strategis, ada seleksi nanti,” katanya.
Berdasarkan data perseroan, total angkutan kargo di Bandara Soekarno—Hatta tahun lalu mencapai 629.706 ton dari total kapasitas kargo saat ini baru 500.000 ton per tahun.
Adapun jumlah total kargo yang dikelola Angkasa Pura II dari 12 bandara di Indonesia mencapai 757.059 ton dengan contributor terbesar yakni Soekarno—Hatta dan Bandara Polonia Medan (42.794 ton). Jumlah penumpang Bandara Soekarno—Hatta tahun lalu mencapai 57,7 juta orang.
Bandingkan dengan data Airport Council Internatiponal pada 2010 yang menempatkan Bandara Hong Kong di urutan pertama dengan kargo sebanyak 4,1 juta ton, Shanghai (urutan ketiga) 3,2 juta ton, Singapura (11) 1,8 juta, Kuala Lumpur (28) 697.015, dan Soekarno—Hatta (38) 501.803. (dot)
JAKARTA -- Konsorium PT Waskita Karya Tbk dan Perusahaan Korea Hyundai Corp berhasil keluar sebagai pemenang tender untuk pekerjaan perluasan gedung terminal 3 ultimate Bandara Soekarno-Hatta milik PT Angkasa Pura II.
Proyek pengerjaan perluasan gedung terminal 3 itu senilai Rp4,7 triliun.
Corporate Secretary PT Angkara Pura II Trisno Heryadi sudah mengumumkan pemenang tender untuk pembangunan bandara itu secara resmi melalui situs perseroan. Kawahapejaya Indonesia KSO menang setelah menyisihkan pesaingnya Adhi-Daya JO.
"Sudah diumumkan pemenangnya yakni Kawahapejaya Indonesia KSO yang merupakan Waskita dan perusahaan Korea. Kita sedang persiapan penandantangan kontrak," ujarnya, Senin(25/2/2013).
Perluasan terminal gedung terminal 3 dilakukan untuk menambah kapasitas bandara. Kondisi Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2011 tercatat melayani 51,5 juta pergerakan. Padahal kapasitas daya tampung Bandara hanya sebesar 22 juta penumpang per tahun.
Selain itu perluasan bandara dilakukan demi meningkatkan pelayanan. Angkasa Pura II menargetkan perluasan terminal tiga akan meningkatkan kapasitas terminal semula 4 juta penumpang menjadi 25 juta penumpang.
Trisno mengungkapkan penandatanganan kontrak untuk proyek itu akan dilakukan segera sehingga pekerjaan konstruksi dapat segera dilakukan. Dalam pengumuman pemenang lelang itu tercatat waktu pengerjaan perluasan terminal tiga bandara itu dijadwalkan selama 850 hari.
Dihubungi secara terpisah pihak PT Waskita Karya Tbk menyambut baik pengumuman itu dan yakin dapat menyelesaikan megaproyek milik Angkasa Pura II itu. Production General Manager and Investor Relation PT Waskita Karya Agus Sugiono mengungkapkan perseroan memiliki sumber daya manusia untuk menggarap proyek senilai Rp4,7 triliun.
Dia menjelaskan perluasan gedung terminal 3 ultimate Bandara Soekarno-Hatta dirancang meniru design beberapa bandara internasional terbaik dunia seperti Suncheon di Korea Selatan atau Changi di Singapura.
"Waskita akan leading dalam proyek bersama Hyundai Corp. Komposisinya perseroan 68% dan Hyunday 42%," papar Agus.
Perseroan telah menggarap Bandara Internasional Kualanamu, Sumatra Utara senilai Rp 394 miliar, dan Bandara Internasional Juanda Surabaya senilai Rp 388 miliar. (bas)
WIKA Pimpin Konsorsium Kontraktor untuk Membangun Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta
PT Angkasa Pura II (Persero) menetapkan Konsorsium KAWAHAPEJAYA Indonesia yang terdiri dari, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Hyundai Engineering Co. LTD., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Jaya Teknik Indonesia, dan PT Indulexco sebagai pemenang pekerjaan Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta dengan total nilai Rp4,7 triliun. Penetapan pemenang tender ini berdasarkan evaluasi adminstrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi yang telah dilakukan oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
Konsorsium KAWAHAPEJAYA Indonesia dengan WIKA sebagai lead consortium ditunjuk oleh PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pemenang pada 20 Februari 2013. Sekretaris Perusahaan WIKA, Natal Argawan mengatakan bahwa hal itu sesuai dengan surat penunjukan pemenang Nomor: PEN.14.10.03/00/02/2013/013. Dalam konsorsium ini, perseroan memiliki porsi sebesar 37% dari total nilai proyek atau sekitar Rp1,7 triliun.
Rencananya proyek ini akan berlangsung selama 850 hari kalender dihitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam penandatanganan perjanjian kontrak. Lingkup pekerjaan konsorsium meliputi: Detail Engineering Design (DED) dan Pelaksanaan Konstruksi (Design-Build) pada mainbuilding terminal, jalan dan lahan parkir.